cari di sini

Sabtu, 25 Juni 2011

Recent Posts


* Peradilan Rakyat
* Malam-Malam Nina
* Jangan Menyebut Dua Frasa Itu
* Kota Kelamin
* Buroq
* Bingkai
* Simpang Ajal
* Menu Makan Malam
* Dambala of Telekinetik
* Sang Primadona


Archives


* 08/25/2002 - 09/01/2002
* 09/15/2002 - 09/22/2002
* 04/04/2004 - 04/11/2004
* 04/25/2004 - 05/02/2004
* 05/02/2004 - 05/09/2004
* 05/09/2004 - 05/16/2004
* 05/16/2004 - 05/23/2004
* 05/23/2004 - 05/30/2004
* 05/30/2004 - 06/06/2004
* 06/06/2004 - 06/13/2004
* 06/13/2004 - 06/20/2004
* 06/20/2004 - 06/27/2004
* 06/27/2004 - 07/04/2004
* 07/04/2004 - 07/11/2004
* 07/11/2004 - 07/18/2004
* 07/18/2004 - 07/25/2004
* 07/25/2004 - 08/01/2004
* 08/01/2004 - 08/08/2004
* 08/08/2004 - 08/15/2004
* 08/15/2004 - 08/22/2004
* 08/22/2004 - 08/29/2004
* 08/29/2004 - 09/05/2004
* 09/05/2004 - 09/12/2004
* 09/12/2004 - 09/19/2004
* 09/19/2004 - 09/26/2004
* 09/26/2004 - 10/03/2004
* 10/03/2004 - 10/10/2004
* 10/10/2004 - 10/17/2004
* 10/17/2004 - 10/24/2004
* 10/24/2004 - 10/31/2004
* 10/31/2004 - 11/07/2004
* 11/07/2004 - 11/14/2004
* 11/21/2004 - 11/28/2004
* 11/28/2004 - 12/05/2004
* 12/05/2004 - 12/12/2004
* 12/12/2004 - 12/19/2004
* 12/19/2004 - 12/26/2004
* 12/26/2004 - 01/02/2005
* 01/02/2005 - 01/09/2005
* 01/09/2005 - 01/16/2005
* 01/16/2005 - 01/23/2005
* 01/30/2005 - 02/06/2005
* 02/06/2005 - 02/13/2005
* 02/13/2005 - 02/20/2005
* 02/20/2005 - 02/27/2005
* 02/27/2005 - 03/06/2005
* 03/06/2005 - 03/13/2005
* 03/13/2005 - 03/20/2005
* 03/20/2005 - 03/27/2005
* 03/27/2005 - 04/03/2005
* 04/03/2005 - 04/10/2005
* 04/10/2005 - 04/17/2005
* 04/17/2005 - 04/24/2005
* 04/24/2005 - 05/01/2005
* 05/01/2005 - 05/08/2005
* 05/08/2005 - 05/15/2005
* 05/15/2005 - 05/22/2005
* 05/22/2005 - 05/29/2005
* 05/29/2005 - 06/05/2005
* 06/05/2005 - 06/12/2005
* 06/12/2005 - 06/19/2005
* 06/19/2005 - 06/26/2005
* 06/26/2005 - 07/03/2005
* 07/03/2005 - 07/10/2005
* 07/10/2005 - 07/17/2005
* 07/17/2005 - 07/24/2005
* 07/24/2005 - 07/31/2005
* 07/31/2005 - 08/07/2005
* 08/07/2005 - 08/14/2005
* 08/14/2005 - 08/21/2005
* 08/21/2005 - 08/28/2005
* 08/28/2005 - 09/04/2005
* 09/04/2005 - 09/11/2005
* 09/11/2005 - 09/18/2005
* 09/18/2005 - 09/25/2005
* 10/23/2005 - 10/30/2005
* 11/06/2005 - 11/13/2005
* 11/20/2005 - 11/27/2005
* 11/27/2005 - 12/04/2005
* 12/04/2005 - 12/11/2005
* 12/11/2005 - 12/18/2005
* 12/18/2005 - 12/25/2005
* 01/01/2006 - 01/08/2006
* 01/15/2006 - 01/22/2006
* 01/29/2006 - 02/05/2006


Powered by Blogger

cerpen

Peradilan Rakyat

Cerpen Putu Wijaya
Seorang pengacara muda yang cemerlang mengunjungi ayahnya, seorang pengacara senior yang sangat dihormati oleh para penegak hukum.

"Tapi aku datang tidak sebagai putramu," kata pengacara muda itu, "aku datang ke mari sebagai seorang pengacara muda yang ingin menegakkan keadilan di negeri yang sedang kacau ini."

Pengacara tua yang bercambang dan jenggot memutih itu, tidak terkejut. Ia menatap putranya dari kursi rodanya, lalu menjawab dengan suara yang tenang dan agung.

"Apa yang ingin kamu tentang, anak muda?"
Pengacara muda tertegun. "Ayahanda bertanya kepadaku?"
"Ya, kepada kamu, bukan sebagai putraku, tetapi kamu sebagai ujung
tombak pencarian keadilan di negeri yang sedang dicabik-cabik korupsi ini."
Pengacara muda itu tersenyum.
"Baik, kalau begitu, Anda mengerti maksudku."

"Tentu saja. Aku juga pernah muda seperti kamu. Dan aku juga berani, kalau perlu kurang ajar. Aku pisahkan antara urusan keluarga dan kepentingan pribadi dengan perjuangan penegakan keadilan. Tidak seperti para pengacara sekarang yang kebanyakan berdagang. Bahkan tidak seperti para elit dan cendekiawan yang cemerlang ketika masih di luar kekuasaan, namun menjadi lebih buas dan keji ketika memperoleh kesempatan untuk menginjak-injak keadilan dan kebenaran yang dulu diberhalakannya. Kamu pasti tidak terlalu jauh dari keadaanku waktu masih muda. Kamu sudah membaca riwayat hidupku yang belum lama ini ditulis di sebuah kampus di luar negeri bukan? Mereka menyebutku Singa Lapar. Aku memang tidak pernah berhenti memburu pencuri-pencuri keadilan yang bersarang di lembaga-lembaga tinggi dan gedung-gedung bertingkat. Merekalah yang sudah membuat kejahatan menjadi budaya di negeri ini. Kamu bisa banyak belajar dari buku itu."

Pengacara muda itu tersenyum. Ia mengangkat dagunya, mencoba memandang pejuang keadilan yang kini seperti macan ompong itu, meskipun sisa-sisa keperkasaannya masih terasa.

"Aku tidak datang untuk menentang atau memuji Anda. Anda dengan seluruh sejarah Anda memang terlalu besar untuk dibicarakan. Meskipun bukan bebas dari kritik. Aku punya sederetan koreksi terhadap kebijakan-kebijakan yang sudah Anda lakukan. Dan aku terlalu kecil untuk menentang bahkan juga terlalu tak pantas untuk memujimu. Anda sudah tidak memerlukan cercaan atau pujian lagi. Karena kau bukan hanya penegak keadilan yang bersih, kau yang selalu berhasil dan sempurna, tetapi kau juga adalah keadilan itu sendiri."

Pengacara tua itu meringis.
"Aku suka kau menyebut dirimu aku dan memanggilku kau. Berarti kita bisa bicara sungguh-sungguh sebagai profesional, Pemburu Keadilan."
"Itu semua juga tidak lepas dari hasil gemblenganmu yang tidak kenal ampun!"
Pengacara tua itu tertawa.
"Kau sudah mulai lagi dengan puji-pujianmu!" potong pengacara tua.
Pengacara muda terkejut. Ia tersadar pada kekeliruannya lalu minta maaf.

"Tidak apa. Jangan surut. Katakan saja apa yang hendak kamu katakan," sambung pengacara tua menenangkan, sembari mengangkat tangan, menikmati juga pujian itu, "jangan membatasi dirimu sendiri. Jangan membunuh diri dengan diskripsi-diskripsi yang akan menjebak kamu ke dalam doktrin-doktrin beku, mengalir sajalah sewajarnya bagaikan mata air, bagai suara alam, karena kamu sangat diperlukan oleh bangsamu ini."

Pengacara muda diam beberapa lama untuk merumuskan diri. Lalu ia meneruskan ucapannya dengan lebih tenang.

"Aku datang kemari ingin mendengar suaramu. Aku mau berdialog."
"Baik. Mulailah. Berbicaralah sebebas-bebasnya."

"Terima kasih. Begini. Belum lama ini negara menugaskan aku untuk membela seorang penjahat besar, yang sepantasnya mendapat hukuman mati. Pihak keluarga pun datang dengan gembira ke rumahku untuk mengungkapkan kebahagiannya, bahwa pada akhirnya negara cukup adil, karena memberikan seorang pembela kelas satu untuk mereka. Tetapi aku tolak mentah-mentah. Kenapa? Karena aku yakin, negara tidak benar-benar menugaskan aku untuk membelanya. Negara hanya ingin mempertunjukkan sebuah teater spektakuler, bahwa di negeri yang sangat tercela hukumnya ini, sudah ada kebangkitan baru. Penjahat yang paling kejam, sudah diberikan seorang pembela yang perkasa seperti Mike Tyson, itu bukan istilahku, aku pinjam dari apa yang diobral para pengamat keadilan di koran untuk semua sepak-terjangku, sebab aku selalu berhasil memenangkan semua perkara yang aku tangani.

Aku ingin berkata tidak kepada negara, karena pencarian keadilan tak boleh menjadi sebuah teater, tetapi mutlak hanya pencarian keadilan yang kalau perlu dingin danbeku. Tapi negara terus juga mendesak dengan berbagai cara supaya tugas itu aku terima. Di situ aku mulai berpikir. Tak mungkin semua itu tanpa alasan. Lalu aku melakukan investigasi yang mendalam dan kutemukan faktanya. Walhasil, kesimpulanku, negara sudah memainkan sandiwara. Negara ingin menunjukkan kepada rakyat dan dunia, bahwa kejahatan dibela oleh siapa pun, tetap kejahatan. Bila negara tetap dapat menjebloskan bangsat itu sampai ke titik terakhirnya hukuman tembak mati, walaupun sudah dibela oleh tim pembela seperti aku, maka negara akan mendapatkan kemenangan ganda, karena kemenangan itu pastilah kemenangan yang telak dan bersih, karena aku yang menjadi jaminannya. Negara hendak menjadikan aku sebagai pecundang. Dan itulah yang aku tentang.

Negara harusnya percaya bahwa menegakkan keadilan tidak bisa lain harus dengan keadilan yang bersih, sebagaimana yang sudah Anda lakukan selama ini."

Pengacara muda itu berhenti sebentar untuk memberikan waktu pengacara senior itu menyimak. Kemudian ia melanjutkan.

"Tapi aku datang kemari bukan untuk minta pertimbanganmu, apakah keputusanku untuk menolak itu tepat atau tidak. Aku datang kemari karena setelah negara menerima baik penolakanku, bajingan itu sendiri datang ke tempat kediamanku dan meminta dengan hormat supaya aku bersedia untuk membelanya."

"Lalu kamu terima?" potong pengacara tua itu tiba-tiba.
Pengacara muda itu terkejut. Ia menatap pengacara tua itu dengan heran.
"Bagaimana Anda tahu?"

Pengacara tua mengelus jenggotnya dan mengangkat matanya melihat ke tempat yang jauh. Sebentar saja, tapi seakan ia sudah mengarungi jarak ribuan kilometer. Sambil menghela napas kemudian ia berkata: "Sebab aku kenal siapa kamu."

Pengacara muda sekarang menarik napas panjang.
"Ya aku menerimanya, sebab aku seorang profesional. Sebagai seorang pengacara aku tidak bisa menolak siapa pun orangnya yang meminta agar aku melaksanakan kewajibanku sebagai pembela. Sebagai pembela, aku mengabdi kepada mereka yang membutuhkan keahlianku untuk membantu pengadilan menjalankan proses peradilan sehingga tercapai keputusan yang seadil-adilnya."

Pengacara tua mengangguk-anggukkan kepala tanda mengerti.
"Jadi itu yang ingin kamu tanyakan?"
"Antara lain."
"Kalau begitu kau sudah mendapatkan jawabanku."
Pengacara muda tertegun. Ia menatap, mencoba mengetahui apa yang ada di dalam lubuk hati orang tua itu.
"Jadi langkahku sudah benar?"
Orang tua itu kembali mengelus janggutnya.

"Jangan dulu mempersoalkan kebenaran. Tapi kau telah menunjukkan dirimu sebagai profesional. Kau tolak tawaran negara, sebab di balik tawaran itu tidak hanya ada usaha pengejaran pada kebenaran dan penegakan keadilan sebagaimana yang kau kejar dalam profesimu sebagai ahli hukum, tetapi di situ sudah ada tujuan-tujuan politik. Namun, tawaran yang sama dari seorang penjahat, malah kau terima baik, tak peduli orang itu orang yang pantas ditembak mati, karena sebagai profesional kau tak bisa menolak mereka yang minta tolong agar kamu membelanya dari praktik-praktik pengadilan yang kotor untuk menemukan keadilan yang paling tepat. Asal semua itu dilakukannya tanpa ancaman dan tanpa sogokan uang! Kau tidak membelanya karena ketakutan, bukan?"
"Tidak! Sama sekali tidak!"
"Bukan juga karena uang?!"
"Bukan!"
"Lalu karena apa?"
Pengacara muda itu tersenyum.
"Karena aku akan membelanya."
"Supaya dia menang?"

"Tidak ada kemenangan di dalam pemburuan keadilan. Yang ada hanya usaha untuk mendekati apa yang lebih benar. Sebab kebenaran sejati, kebenaran yang paling benar mungkin hanya mimpi kita yang tak akan pernah tercapai. Kalah-menang bukan masalah lagi. Upaya untuk mengejar itu yang paling penting. Demi memuliakan proses itulah, aku menerimanya sebagai klienku."
Pengacara tua termenung.
"Apa jawabanku salah?"
Orang tua itu menggeleng.

"Seperti yang kamu katakan tadi, salah atau benar juga tidak menjadi persoalan. Hanya ada kemungkinan kalau kamu membelanya, kamu akan berhasil keluar sebagai pemenang."

"Jangan meremehkan jaksa-jaksa yang diangkat oleh negara. Aku dengar sebuah tim yang sangat tangguh akan diturunkan."

"Tapi kamu akan menang."
"Perkaranya saja belum mulai, bagaimana bisa tahu aku akan menang."

"Sudah bertahun-tahun aku hidup sebagai pengacara. Keputusan sudah bisa dibaca walaupun sidang belum mulai. Bukan karena materi perkara itu, tetapi karena soal-soal sampingan. Kamu terlalu besar untuk kalah saat ini."

Pengacara muda itu tertawa kecil.
"Itu pujian atau peringatan?"
"Pujian."
"Asal Anda jujur saja."
"Aku jujur."
"Betul?"
"Betul!"

Pengacara muda itu tersenyum dan manggut-manggut. Yang tua memicingkan matanya dan mulai menembak lagi.
"Tapi kamu menerima membela penjahat itu, bukan karena takut, bukan?"

"Bukan! Kenapa mesti takut?!"
"Mereka tidak mengancam kamu?"
"Mengacam bagaimana?"
"Jumlah uang yang terlalu besar, pada akhirnya juga adalah sebuah ancaman. Dia tidak memberikan angka-angka?"

"Tidak."
Pengacara tua itu terkejut.
"Sama sekali tak dibicarakan berapa mereka akan membayarmu?"
"Tidak."
"Wah! Itu tidak profesional!"
Pengacara muda itu tertawa.
"Aku tak pernah mencari uang dari kesusahan orang!"
"Tapi bagaimana kalau dia sampai menang?"
Pengacara muda itu terdiam.
"Bagaimana kalau dia sampai menang?"
"Negara akan mendapat pelajaran penting. Jangan main-main dengan kejahatan!"
"Jadi kamu akan memenangkan perkara itu?"
Pengacara muda itu tak menjawab.
"Berarti ya!"
"Ya. Aku akan memenangkannya dan aku akan menang!"

Orang tua itu terkejut. Ia merebahkan tubuhnya bersandar. Kedua tangannya mengurut dada. Ketika yang muda hendak bicara lagi, ia mengangkat tangannya.

"Tak usah kamu ulangi lagi, bahwa kamu melakukan itu bukan karena takut, bukan karena kamu disogok."
"Betul. Ia minta tolong, tanpa ancaman dan tanpa sogokan. Aku tidak takut."

"Dan kamu menerima tanpa harapan akan mendapatkan balas jasa atau perlindungan balik kelak kalau kamu perlukan, juga bukan karena kamu ingin memburu publikasi dan bintang-bintang penghargaan dari organisasi kemanusiaan di mancanegara yang benci negaramu, bukan?"

"Betul."
"Kalau begitu, pulanglah anak muda. Tak perlu kamu bimbang.

Keputusanmu sudah tepat. Menegakkan hukum selalu dirongrong oleh berbagai tuduhan, seakan-akan kamu sudah memiliki pamrih di luar dari pengejaran keadilan dan kebenaran. Tetapi semua rongrongan itu hanya akan menambah pujian untukmu kelak, kalau kamu mampu terus mendengarkan suara hati nuranimu sebagai penegak hukum yang profesional."

Pengacara muda itu ingin menjawab, tetapi pengacara tua tidak memberikan kesempatan.
"Aku kira tak ada yang perlu dibahas lagi. Sudah jelas. Lebih baik kamu pulang sekarang. Biarkan aku bertemu dengan putraku, sebab aku sudah sangat rindu kepada dia."

Pengacara muda itu jadi amat terharu. Ia berdiri hendak memeluk ayahnya. Tetapi orang tua itu mengangkat tangan dan memperingatkan dengan suara yang serak. Nampaknya sudah lelah dan kesakitan.

"Pulanglah sekarang. Laksanakan tugasmu sebagai seorang profesional."
"Tapi..."

Pengacara tua itu menutupkan matanya, lalu menyandarkan punggungnya ke kursi. Sekretarisnya yang jelita, kemudian menyelimuti tubuhnya. Setelah itu wanita itu menoleh kepada pengacara muda.
"Maaf, saya kira pertemuan harus diakhiri di sini, Pak. Beliau perlu banyak beristirahat. Selamat malam."

Entah karena luluh oleh senyum di bibir wanita yang memiliki mata yang sangat indah itu, pengacara muda itu tak mampu lagi menolak. Ia memandang sekali lagi orang tua itu dengan segala hormat dan cintanya. Lalu ia mendekatkan mulutnya ke telinga wanita itu, agar suaranya jangan sampai membangunkan orang tua itu dan berbisik.

"Katakan kepada ayahanda, bahwa bukti-bukti yang sempat dikumpulkan oleh negara terlalu sedikit dan lemah. Peradilan ini terlalu tergesa-gesa. Aku akan memenangkan perkara ini dan itu berarti akan membebaskan bajingan yang ditakuti dan dikutuk oleh seluruh rakyat di negeri ini untuk terbang lepas kembali seperti burung di udara. Dan semoga itu akan membuat negeri kita ini menjadi lebih dewasa secepatnya. Kalau tidak, kita akan menjadi bangsa yang lalai."

Apa yang dibisikkan pengacara muda itu kemudian menjadi kenyataan. Dengan gemilang dan mudah ia mempecundangi negara di pengadilan dan memerdekaan kembali raja penjahat itu. Bangsat itu tertawa terkekeh-kekeh. Ia merayakan kemenangannya dengan pesta kembang api semalam suntuk, lalu meloncat ke mancanegara, tak mungkin dijamah lagi. Rakyat pun marah. Mereka terbakar dan mengalir bagai lava panas ke jalanan, menyerbu dengan yel-yel dan poster-poster raksasa. Gedung pengadilan diserbu dan dibakar. Hakimnya diburu-buru. Pengacara muda itu diculik, disiksa dan akhirnya baru dikembalikan sesudah jadi mayat. Tetapi itu pun belum cukup. Rakyat terus mengaum dan hendak menggulingkan pemerintahan yang sah.

Pengacara tua itu terpagut di kursi rodanya. Sementara sekretaris jelitanya membacakan berita-berita keganasan yang merebak di seluruh wilayah negara dengan suaranya yang empuk, air mata menetes di pipi pengacara besar itu.

"Setelah kau datang sebagai seorang pengacara muda yang gemilang dan meminta aku berbicara sebagai profesional, anakku," rintihnya dengan amat sedih, "Aku terus membuka pintu dan mengharapkan kau datang lagi kepadaku sebagai seorang putra. Bukankah sudah aku ingatkan, aku rindu kepada putraku. Lupakah kamu bahwa kamu bukan saja seorang profesional, tetapi juga seorang putra dari ayahmu. Tak inginkah kau mendengar apa kata seorang ayah kepada putranya, kalau berhadapan dengan sebuah perkara, di mana seorang penjahat besar yang terbebaskan akan menyulut peradilan rakyat seperti bencana yang melanda negeri kita sekarang ini?" ***

Kamis, 10 Februari 2011

Kamis, 10 Februari 2011
Follow:
fb
tw
rss

makalah bioteknologi

KATA PENGANTAR
Kehidupan manusia semakin berkembang dan sejahtera karena adanya bioteknologi, yang semakin berkembang. Dengan bioteknologi ini manusia dapat dengan mudah memenuhi kebutuhannya.
Melalui makalah ini saya ingin menjelaskan secara sederhana tentang bioteknologi khususnya bagi generasi muda. Makalah ini membantu untuk lebih jauh mengetahui tentang apa bioteknologi itu serta tujuan yang diperoleh setelah menggunakan bioteknologi yang semakin canggih ini.
Seperti pepatah mengatakan bahwa, “Tak ada gading yang tak retak” demikian pula dengan makalah ini tentu masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu kepada para pembaca khususnya guru mata pelajaran ini dimohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi bertambahnya wawasan saya di bidang ini.
Diucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu, hingga
selasai makalah ini. Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat.



Dolok sanggul,21 februari 2011




Suhendri dharmawan







DAFTAR ISI

Halaman Judul…………………………………………………………
Kata Pengantar…………………………………………………………
Daftar Isi……………………………………………………………….

Bab I:…………………………………………………………………..

PENDAHULUAN……………………………………………………..

1.1. Latar Belakang Masalah…………………………………………..
1.2.Permasalaha…………………………………………………………

Tujuan Penulisan……………………………………………………….

1.4.Metode Penulisan……………………………………………………
1.5.Kegunaan Karya Tulis Ilmiah………………………………………
1.6.Sistematika Penulisan………………………………………………,

Bab II…………………………………………………………………..,

LANDASAN TEORI,…………………………………………………

2.1. Teori-teori yang akan disajikan…………………………………….
2.2. Landasan pembahasan makalah…………………………………….

Bab III:…………………………………………………………………

PEMBAHASAN……………………………………………………….

3.1. Pengertian Bioteknologi, dan………………………………………
Faktor yang Mendukung Berkembangnya Bioteknolog………………..
3.2. Macam-macam bioteknologi……………………………………….
3.3. Langkah-langkah Dtama dalam Pengembangan Bioteknologi…….
3.4. Tujuan Bioteknologi……………………………………………….

Bab IV:…………………………………………………………………
PENUTUP………………………………………………………….....

1. Kesimpulan…………………………………………………………..
2. Saran………………………………………………………………….
Daftar Pustak……………………………………………………………







BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah
Bioteknologi yang semakin meningkat merupakan potensi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Akan tetapi, perlu disadari bahwa dengan adanya bioteknologi yang semakin berkembang belum menjamin peningkatan kesejahteraan masyarakat suatu negara, karena masihbanyak masyarakat yang tingkat ekonominya rendah sehingga penggunan bioteknologi yang kurang merata.
Bergerak dari hal-hal tersebut di atas maka kesempatan ini saya menyusun karya tulis ilmiah dengan judul bioteknologi.

1.2. Permasalahan

Sehubungan dengan latar belakang masalah di atas, permasalahn yang
dibahas dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah bioteknologi itu? Faktor-faktor apakah yang mendorong
berkembangnya bioteknoligi?
2. Ada berapa macam bioteknologi itu?
3. Ada berapa macam langkah-langkah utama meningkatkan
bioteknologi?

1.3. Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan karya tulis ilmiah:
1. Mendeskripsikan pengertian bioteknologi dan menyebutkan faktor-
faktor yang mendorong berkembangnya bioteknologi.
2. Menyebutkan macam-macam bioteknologi.
3. Mendeskripsikan langkah-langkah utama untuk meningkatkan
bioteknologi.
1.4. Metode Penulisan

Karya tulis ini dibuat dengan menggunakan metode pustaka dan metode
pengamatan.

1.5.Kegunaan Karya Tulis Ilmiah
Hasil karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat berguna bagi sekjolah khususnya dalam proses belajar mengajar serta berguna bagi masyarakat umum. Karya tulis ini juga dapat mengembangkan bioteknologi dengan baik dan benar.
1.6. Sistematika Penulisan
Karyaa tulis ini tersusun dalam 4 bab, Bab I memuat pendahuluan yang berisi latar belakang permasalahan, tujuan penulisan, metode penulisan. Bab II landasan teori yang akan dibahas. Bab III menguraikan pembahasan. Bab IV berisi kesimpulan dan saran.



















BAB II

LANDASAN TEORI

Teori – teori yang akan disajikan
- Pemanfaatan Bioteknologi
- Bioteknologi memudahkan kita mencari penghasilan
- Kelebihan bahan makanan hasil fermentasi, dibandingkan makanan biasa
yaitu muda dicerna, dapat dimanipulasi menjadi berbagai jenis makanan
Landasan Pembahasan Makalah
Dengan adanya bioteknologi, kita dapat memanfaatkan keahlian khusus untuk menghasilkan produk dan jasa atau jasa organisme untuk mengelola bahan baku menjadi bahan yang berguna / bermanfaat misalnya dalam fermentasi pembuatan, tempe, tahu, tape dll.

















BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Bioteknologi dan Faktor yang Mendukung Berkembangnya
Bioteknologi
Dalam pengertian populer bioteknologi dapat diartikan sebagai penerapan teknik-teknik yang sesuai untuk mendayagunakan organisme dalam (sel, jaringan makhluk hidup) dalam rangka memperoleh hasil yang diinginkan.
Adapun cara ilmiah bioteknologi dapat didefenisikan sebagai pendekatan ilmiah interdisiplin ilmu untuk mendayagunakan mikroorganisme, tanaman dan hewan dalam rangka menghasilkan produk yang dapat berupa senyawa kimia. Juga bahkan dengan menghasilkan individu-individu dengan peta genetika baru dengan sifat unggul.
Sifat-sifat unggul yang dimaksud adalah produktifitasnya tinggi, mampu
hidup dalam kondisi lingkungan yang ekstrim, dan tahan penyakit.
Faktor-faktor yang mendorong berkembangnya bioteknologi antara lain:
2. Biologi sel, biomokuler, biokimia, mikrobiologi enzim, dan lain-lain.
3. Teknik memotong AND, penyambung AND, mengurutkan AND.
4. Enzim Ligase (lem biologi), enzim endonuklease (gunting biologi)
3.2. Macam-macam Bioteknologi

Ada dua macam bioteknologi yakni:
1.
Bioteknologi lama atau bioteknologi konvensional.
2.
Bioteknologi baru atau bioteknologi modern.
1. Bioteknologi Lama
Biteknologi lama atau lasim disebut dengan bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang pada umumnya dilakukan dengan manipulasi media dan kondisi pertumbuhan mikroba/tanaman dan kemudian seleksai. faktor-faktor penentu yang memberi hasil positif sebagaimana yang
diharapkan. Misalnya: Fermentase (pembuatan tempe, bir, nata de coco).

2. Bioteknologi Baru
Bioteknologi baru bisa juga disebut dengan bioteknologi modern, bioteknologi ini dapat dilakukan melalui pemahaman sistem interaseluler dan molekuler untuk digunakan langsung atau dimanipulasi sedemikian rupa elemen-elemennya dalam upaya menghasilkan produk yang bermutu. Misalnya: rekayasa genetika (pencangkokan gen).

3.3. Langkah-langkah Utama dalam Mengembangkan bioteknologi

Untuk mengembangkan bioteknologi dengan baik maka perlu
diperhatikan langkah – langkah utama dalam pengembangannya.
Langkah – langkah utama tersebut yakni :
a. Bioteknologi, produksi, makanan.
b. Bioteknologi asam-asam organis, zat pelarut, dan biomassa di
bawah kondisi non steril.
c. Proses-proses bioteknologi dibawah kondisi steril
d. Aplikasi hasil-hasil keilmuwan baru dalam bioteknologi
3.4. Tujuan Bioteknologi
Tujuan utama dari bioteknologi yaitu untuk menghasilkan produk dan jasa yang dapat bermanfaat bagi manusia dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu sendiri dalam rangka meningkatkan hasil- hasil yang ingin dicapai.


BAB IV


PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Bioteknologi merupakan pemanfaatan bahan –bahan biologis ( biasanya mikroorganisme ) dalam proses yang melibatkan keahlian teknik untuk menghasilkan produk dan jasa. Biologi sel, biomokuler, biokimia, teknik memotong ADN, menyambung AND, mengurutkan AND, enzim ligase dan enzim endonuklose.
2. Ada 2 macam bioteknologi, yakni bioteknologi lama (konvensional) dan
bioteknologi baru (modern).
3. Langkah utama dalam pengembangan bioteknologi yaitu bioteknologi produksi makanan dan tanaman, bioteknologi asam-asam organik, zat pelarut, biomassa di bawah kondisi non steril dan di bawah kondisi steril serta aplikasi hasil-hasil keilmuan baru dalam bioteknologi.
4. Untuk menghasilkan produk olah jasa merupakan tujuan utama
pengembangan bioteknologi.

4.2. Saran

1. Sebaiknya para pemuda dinekali ilmu pengetahuan yang cukup supaya
cepat diterapkan dalam setiap langkah kehidupannya masing-masing.
2. Kita harus menyambut bioteknologi dengan baik sehingga
pemanfaatannya dapat kita rasakan dengan sendirinya


DAFTAR PUSTAKA


Amien Muhammad, Pegangan Umum Bioteknologi 3. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1985

Selasa, 08 Februari 2011

kamus

cari mana yang kamu cari

kode rahasia hp

Kode akses Nokia
*#30# : Menampilkan ‘private number’ yang menghubungi anda.
*#73# : Mereset timer ponsel dan skor game (pada beberapa ponsel).
*#7780# : Mengembalikan ke setting pabrik (factory setting).
*#2820# : Alamat IP perangkat Bluetooth (untuk ponsel yang mempunyai Bluetooth).
xx# : Akses cepat ke nama/nomer telepon di phone book ponsel, misalnya 20#.
Tombol off : Menekan dengan singkat, untuk berpindah antar profile.
*3370# : Mengaktifkan EFR(Enhanced Full Rate) Codec (tidak berlaku di ponsel Symbian).
#3370# : Menonaktifkan EFR Codec.
*#4270# : Mengaktifkan Half Rate Codec.
*#4270# : Menonaktifkan Half Rate Codec.
*#0000# : Menampilkan versi software ponsel.
*#9999# : Kode alternatif jika *#0000# tidak bekerja.
*#06# : Melihat nomor IMEI (Internasional Mobile Equipment Identity).
*#21# : Mengecek nomor pengalihan “All Call” yang digunakan.
*#2640# : Menampilkan kode keamanan ponsel yang digunakan.
*#43# : Mengecek status “Call Waiting”.
*#61# : Untuk mengecek nomor pemanggil yang dialihkan ketika tak anda jawab.
*#62# : Mengecek nomor pemanggil yang dialihkan ketika ponsel anda di luar jangkauan.
*#67# : Mengecek nomor pemanggil yang dialihkan ketika ponsel anda sedang sibuk.
**21*number# : Menghidupkan pengalihan “All Call” pada nomor yang diisi.
**61*number# : Menghidupkan pengalihan “No Reply” pada nomor yang diisi.
**67*number# : Menghidupkan pengalihan “On Bussy” pada nomor yang diisi.
*#67705646# : Mengganti logo operator logo pada Nokia 3310 dan 3330.
*#746025625# : Menampilkan status SIM Clock.
*#7760# : Menampilkan kode pabrikan (sebagian besar ponsel tipe lama).
*#92702689# : Memunculkan : 1. Serial Number, 2. Date Made, 3. Purchase Date, 4. Date of last repair, 5.Transfer user data. Keluar dari mode ini harus merestart ponsel ( pada beberapa ponsel ).

Kode akses Sony Ericsson :

*#06# : Melihat nomor IMEI (Internasional Mobile Equipment Identity).
*#0000# : Mereset bahasa kembali ke English.
> * < < * < * : Service Menu – menampilkan versi software ponsel. Tekan “Yes” berulang-ulang untuk melihat semua data software dan tekan “>” untuk melihat semua teks yang terdapat pada ponsel.
< * * < : Mengunci SIM Card.
Sortcuts :
1. Menyimpan nomor “Missed Call” di direktori ponsel.
Cari menu “Missed Call”, tekan “Yes” untuk menampilkan nomor yang dituju. Tekan nomor apa saja ( 0 sampai 9 ), kemudian tekan “clear” sekali untuk memblok nomor tersebut, kemudian tekan dan tahan “<” sampai muncul “Store”, tekan “Yes”.
2. Menyembunyikan nomor.
Setelah menekan nomor yang dituju dan sebelum menekan “Yes”, tekan ‘ > ‘ 2 kali untuk memilih “Hide Id?” dan tekan ‘Yes’.
3. Mengecek level batere ketika ponsel mati (off ).
Tekan ‘No’ secara cepat 1 x dan tunggu hingga tampilan baterai terlihat.
4. Menyimpan nomor di memori ponsel (bukan SIM Card).
Ikuti prosedur normal untuk menyimpan nomor. Ketika tampilan untuk menyimpan terlihat tekan ‘#’ sekali dan lokasi yang diinginkan, atau tekan ‘#’ 2 kali untuk melihat posisi lanjutan.
5. Menghubungi nomor dari pesan SMS.
Mengarahkan kursor pada nomor yang tertulis, kemudian tekan “Yes”.
Shortcut Penampilan Gambar :
(Berlaku di sebagian besar ponsel Symbian).
Ketika melihat image atau gambar di galeri, tekan :
1 : untuk memutar gambar ke kiri.
2 : untuk memutar gambar ke kanan.
5 atau 7 : untuk memperbesar (zoom) gambar.
* : untuk tampilan fullscreen atau non fullscreen.
Catatan : perintah angka di atas bisa berbeda di setiap ponsel.
Hard Reset :
Peringatan !!! Semua data ponsel akan hilang.
Dalam keadaan ponsel mati (off), tekan secara bersamaan tombol telepon (bicara), angka 3, dan tombol * (bintang). Kemudian dalam keadaan menekan ketiga tombol tersebut, tekan tombol On. Trik ini berlaku di sebagian besar ponsel Nokia.
Update Tambahan Nokia GSM
Nokia 21xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#3283# Minggu Produksi/Bulan & Tahun
*#9999# Versi Software
Nokia 32xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#0000# Versi Software
*#92702689# Menu Layanan
*#746025625# Sim Clock Stop
*3370# EFR aktif, suara lebih jernih, baterai cepat habis.
#3370# EFR inactive.
*4720# HR aktif, suara tidak lebih jernih, baterai tahan lama.
#4720# HR OFF.
Nokia 51xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#0000# Versi Software
*#92702689# Menu layanan
*3370# EFR aktif, suara lebih jernih, baterai cepat habis.
#3370# EFR inactive.
*4720# HR aktif, suara tidak lebih jernih, baterai tahan lama.
#4720# HR OFF.
Nokia 61xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#0000# Versi Software
*#92702689# Menu layanan
*3370# EFR aktif, suara lebih jernih, baterai cepat habis.
#3370# EFR inactive.
Nokia 81xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#8110# Versi Software, tanggal produksi & nomor model
*#92702689# Menu layanan
Nokia 88xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#0000# Versi Software
*#92702689# Menu Layanan
*3370# EFR aktif, suara lebih jernih, baterai cepat habis.
#3370# EFR inactive.
Nokia 90xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#6823711
58412125# Versi Software
*#3283# Tanggal Produksi